Rabu, 04 November 2015


Optimalisasi Pemuda Sebagai Generator Utama
 Pertahanan dan Kesatuan Negara Republik Indonesia

oleh : Yasmin Auralia Putri 

“Anak muda itu jangan cuma bisa ngritik. Kalau mau ngritik, harus ada solusi, jadi ada timbal balik. Itu hakikat kemerdekaan, karena tumpuannya ada di anak muda yang kreatif dan inovatif”

           Begitulah ungkapan dari seorang Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Ahok, seorang Gubernur DKI Jakarta yang terkenal dengan pemikirannya yang kritis. Jika dicermati, ungkapan tersebut merupakan sentilan kepada para pemuda Indonesia. Dijaman modern seperti ini, sangatlah mudah untuk menemukan bagaimana potret kehidupan para pemuda Indonesia. Sungguh ironis jika orang akan mengatakan bahwa “Pemuda saat ini cenderung untuk membuang waktu mudanya dengan hal yang tidak berguna dibanding dengan saling bertukar pikiran dan menghasilkan timbal balik yang berguna bagi bangsa. Terlebih jika kita menengok kebelakang tentang perjuangan para pemuda Indonesa dalam merebut dan memperjuangkan  kemerdekaan.

          Padahal jika disadari bahwa para pemuda saat ini jauh lebih berat tanggung jawabnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Penjajahan secara fisik memang sudah tidak ada tetapi dengan beredarnya produk luar negeri yang lebih mendominasi di pasar dalam negeri merupakan cerminan dari penjajahan di jaman modern. Lebih miris lagi jika kita tahu tingginya angka pengangguran yang didominasi oleh para pemuda, padahal di abad ke 21 ini pemuda Indonesia dituntut untuk mampu menguasai persaingan ketat dalam arus globalisasi. Rendahnya kesadaran dan pendidikan pastinya menjadi faktor yang mendorong lunturnya rasa nasionalisme. Indonesia sudah pernah kehilangan dua pulau yaitu Pulau Sipadan dan Ligitan yang seharusnya sudah melengkapi kebineka tunggal ika dan keanekaragaman Indonesia sebagai negara kepulauan. 

         Sejak dibangku sekolah dasar kita sudah diajari bahwa dalam komponen pertahanan, Tentara Nasional Indonesia merupakan komponen utama yang melaksanakan tugas pertahanan. Akan tetpai TNI tidak akan mampu berdiri sendiri dalam menjaga pertahanan dan kesatuan Negara Republik Indonesia jika masyarakat Indonesia terutama pemuda sebagai calon pemimpin bangsa bersikap acuh tak acuh. Pastinya harus ada kerjasama yang harmonis antara TNI dengan para pemuda Indonesia. Berkaca terhadap negara Korea Selatan yang mewajibkan pemuda di negaranya untuk menempuh dasar kemiliteran yang bertujuan agar pemuda Korea Selatan siap membela negaranya sewaktu-waktu. Dan akan menjadi poin tambahan bagi Indonesia akan tingginya angka penduduk di Indonesia, otomatis jika masyarakat Indonesia terutama pemuda memiliki kesadaran penuh akan perannya dalam menjaga pertahanan dan keutuhan bangsa ini akan dapat menjadi tameng yang kuat dari serangan baik dalam maupun luar. 

     Belajar dari hal itu, memalui adanya kewajiban dasar kemiliteran, menumbuhkan kesadaran melalui peningkatan pada bidang pendidikan serta peran aparatur negara dengan cara terjun langsung kepada kalangan para pemuda akan pentingnya peran pemuda dalam menjaga pertahanan dan keutuhan tanah air dapat menjadi solusi dalam hal ini.
        Dapat kita simpulkan bahwa peran pemuda dalam menjaga pertahanan dan kesatuan bangsa Indonesia sangatlah penting. Lajunya bangsa ini kelak akan dipimpin oleh pemuda saat ini. Jadi sudah sepatutnya para pemuda Indonesia menyadari akan perannya dalam negeri ini. Jiwa Nasionalisme harus tetap dijaga demi keutuhan bangsa ini.  

Tidak ada komentar: