Diujung sore ku bersama nada-nada indah, mengiringi setiap alunan penaku
Teruntuk Kamu . . .
Kamu . . .
Entah, siapapun kamu . . .
Jika kamu yang akan menjadi akhir dari ceritaku
Ku biarkan takdir terus mengalir
Karena aku percaya, bahwa kita akan bermuara pada samudera yang sama
Meski saat ini aku belum mengenalmu
Tapi aku menyukaimu melalui ikhtiarku
Menyukaimu melalui sujud di setiap shalatku
Melalui harapan di setiap doa-doa ku
Tanpa kamu tau
Saat ini aku sedang memperjuangkanmu
Tugas ku bukan untuk mencarimu
Tapi menjadi sholehah untukmu kelak
Aku akan terus berdiam diri dalam tawakalku tentang mu
Lantas tugasmu menemukanku melalui radar do'a mu
Karena do'a adalah cara terindah untukmu menemukan ku
Entah kita yang saat ini sedang berjarak atau kita yang hanya terlalu diam tanpa menyadari bahwa kamu dan aku selalu menemui embun yang sama di pagi hari
Aku percaya kamu akan menemuiku sebagai tulang rusuk mu
Manakala jutaan manusia sedang berargumen tentang sebagian dari hidupnya
Biarkan aku tetap pada opiniku
Wanita yang sholehah untuk dia yang sholeh
Tak ada gunanya banyak beragumen
Pilihanku, menjaga rapat-rapat hatiku
Dengan niat dan langkah menjadi lebih baik setiap waktu
Hingga tiba saatnya, kamu yang akan membuka lewat radar dzikirmu
Aku menyukaimu lewat pemikiranmu
Menyukaimu lewat semua tindakanmu
Aku menyukaimu dengan sederhana
Dengan semua kekurangan yang kita miliki
Karena itulah kita bertemu dan saling melengkapi
Tuntutlah sesuatu padaku . . .
Katakan . . .
Agar aku menjadi sholehah untukmu dan bisa menyempurnakanmu . . .